Opini | Eksistensi Layanan OTT Di Masa Pandemi

        Layanan Over The Top (OTT) menurut wikipedia, merupakan layanan berbasis jaringan internet yang menyediakan konten berupa data, informasi, atau multimedia. Sama seperti inovasi-inovasi lainnya, kemunculan layanan OTT (Over The Top) tentu membawa dampak yang positif dan juga negatif. Di satu sisi, OTT memberikan solusi alternatif bagi para pembuat film untuk mendistribusikan filmnya tidak hanya ke bioskop komersial. OTT juga sangat mudah diakses, dengan biaya yang relatif murah jika dibandingkan dengan bioskop komersial, dimana biasanya kita harus mengeluarkan 35 sampai 60 ribu untuk satu film di bioskop, namun dengan sekali membayar 25 sampai 50 ribu untuk platform OTT, kita bisa mendapatkan banyak variasi pilihan film untuk ditonton selama sebulan.

Namun di sisi lain, keberadaan OTT juga merubah budaya menonton yang ada di masyarakat. Pertama, pengalaman menonton film menjadi pengalaman yang sangat individualis, seolah kembali ke zaman di mana Edison baru menemukan kinetoskop. Penikmat film cenderung menonton film di layar handphone atau laptop masing-masing, sehingga tidak banyak terjadi diskusi setelah menonton. Suatu pengalaman yang dulu menjadi esensi dari menonton film di bioskop. Pasti ketika keluar dari teater kita akan membicarakan tentang filmnya, baik memuaskan atau tidak.

Kedua, OTT membuat pengalaman menonton film menjadi cenderung tidak kondusif. Kebebasan untuk melakukan pause atau play terhadap film menjadi keuntungan dan kerugian tersendiri. Meski tidak selalu terjadi, OTT memungkinkan kita untuk memberhentikan film di tengah jalan ketika seseorang masuk ke ruangan, ada panggilan masuk, atau disrupsi-disrupsi lainnya. Itu tentu mempengaruhi pengalaman menonton dan kemampuan memproses emosi yang disampaikan dalam film. Sedangkan menonton di bioskop adalah pengalaman yang sepenuhnya berbeda, dimana kita terdorong untuk memperhatikan secara penuh karena berada di ruangan gelap yang nyaman dengan sistem audio yang proper dan layar yang immersive.

Tapi pada akhirnya, keberadaan OTT tetap memunculkan peluang yang sangat baik untuk para pembuat film, terutama di masa pandemi yang membuat masa depan bioskop komersial semakin tidak jelas. OTT sebagai pilihan alternatif eksibisi film telah membantu mempertemukan film dengan audiensnya, menjangkau lebih banyak orang dengan harga yang lebih bersahabat, meski umumnya tidak mampu menyaingi pengalaman menonton film di gedung teater.

Comments

Popular posts from this blog

Offline Editing | Editing Department

Maternal Superego in Alfred Hitchcock's Psycho (1960)

Offline Editing | Film Editing Dimension