Sound Design | Sound Recording for Film

Sound Designer vs Sound Recordist

  • Sound Designer: seseorang yang melakukan pembuatan konsep suara untuk suatu film, baik melalui proses foley atau mixing/mastering.
  • Sound Recordist: seseorang yang melakukan proses perekaman suara pada saat syuting dilakukan, baik melalui proses perekaman dialog ataupun sound effect.

Peralatan Perekaman Suara

  • Microphone (Ribbon / Shotgun): merekam suara dialog/sfx.
  • Microphone Wind Shield (Dead Kitten/Dead Cat): menahan suara angin agar tidak terekam oleh mic.
  • Portable Audio Recorder/Handy Recorder: mic bawaan dapat melakukan perekaman.
  • Audio Interface: alat untuk menerima sinyal audio yang telah direkam oleh mic.
  • Monitor Headphone: memonitor suara hasil dari mic karena terdengar berbeda dengan suara yang terdengar langsung di lokasi syuting.
  • Boom Pole: menambah jangkauan perekaman suara.
  • Kabel XLR: kabel yang digunakan untuk mikrofon.
  • SD Card: menyimpan hasil rekaman suara.
  • Duct tape/lakban.

Hal yang harus dilakukan sebelum syuting:

  • Memeriksa semua peralatan.
  • Memastikan SD Card telah diformat/sudah kosong.
  • Mempersiapkan daftar suara apa saja yang akan direkam selain dialog (wild track).
  • Memanfaatkan momen recce untuk mengevaluasi lokasi dan menganalisis permasalahan yang mungkin muncul pada saat perekaman suara di lokasi tersebut.

Hal yang harus dilakukan pada saat syuting:

  • Gunakan pengaturan audio untuk film: 24 bit 48 kHz (48.000 Hz), bukan 44.1 kHz. Jika menggunakan 44.1 kHz, maka file audio bisa saja tidak akan sinkron dengan sempurna di post-production.
  • Atur rata-rata sinyal audio pada alat perekaman sekitar -24/-20 dB hingga -6 dB untuk mencegah audio kliping.
  • Selalu monitor suara dengan headphone.
  • Selalu rekam room tone dari lokasi syuting (suasana ruangan tanpa suara lain).
  • Untuk dialog, gunakan perekaman mono.*
  • Untuk ambience, gunakan rekaman stereo.*
  • Untuk sesi wawancara, gunakan dua track mono (untuk pewawancara dan orang yang diwawancarai).*

*Pemilihan mono atau stereo tergantung pada konsep rancangan suara. Contoh: akan dilakukan panning (kanan-kiri) pada hasil audio, dsb.

Post-Production Equipments

  • Peralatan audio yang lengkap dan memadai:
    • Mikrofon.
    • Software Audio.
    • Audio Effects (hardware).
    • Speaker.
  • Lokasi/ruangan (Acoustically Proper Room)

Acoustically Proper Room: ruangan yang kedap suara (suara yang berpotensi mengganggu akan ditahan oleh peredam suara) dan merepresentasikan kondisi aktual ruangan bioskop (saat mengevaluasi audio akan objektif).

(Sumber: blackcatjsc.com.vn)

Sound Absorber/Peredam Suara

  • Rockwool: untuk menyerap frekuensi rendah (getaran).
  • Glasswool: untuk menyerap frekuensi tinggi.

*Lebih padat = lebih meredam.

(Sumber: behindthebridgeblog.tumblr.com)

Tipe Mikrofon

  • Dynamic: untuk perekaman vokal atau perekaman hal-hal umum (karaoke).
  • Condenser: untuk perekaman foley atau sound effect karena memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dari tipe mic lainnya.
  • Ribbon: digunakan untuk merekam dialog atau vokal karena memiliki karakteristik suara yang unik.

(Sumber: blackskyemedia.com)

Polar Pattern: jangkauan dan radius mikrofon dalam menangkap suara.

  • Omnidirectional (spherical).
  • Hypercardioid.
  • Cardioid.
  • Figure 8.

Phantom Power: fitur yang biasa ditemukan pada handy recorder atau audio interface. (ditulis dengan lambang +48 V). Phantom Power adalah daya tambahan sebesar 48 volt yang dibutuhkan oleh mic tertentu agar dapat digunakan. Biasanya mic yang membutuhkan prantom power adalah condenser microphone, karena memiliki daya tangkap yang lebih sensitif.

Kabel

  • XLR: mikrofon.
  • TS: instrument musik (mono).
  • TRS: instrumen musik (stereo).
  • TRRS (Tip Ring Ring Sleeve): mikofon.

(Sumber: decdeg.com)

 Ukuran Audio Jack

  • 6.35 mm
  • 4 mm
  • 3.5 mm
  • 2.5 mm
(Sumber: www.headphonesty.com)

Audio Software > Visual Software

Kelebihan Software Audio:

  • Kualitas tinggi.
  • Operasional perekaman yang lebih mudah.
  • Plugins/Effects yang lebih difokuskan untuk audio.
  • Fitur editing yang lebih precise untuk audio editing.

Audio Software Standar Industri: Avid Pro Tools

*Sound Engineer/Designer membutuhkan Sertifikasi Pro Tools untuk bekerja di industri film di luar negeri.

Audio Effects Hardware is a hardware dedicated for a certain audio effects only.

  • (+): Waktu proses rendering atau editing efek audio yang lebih cepat dan karakteristik suara yang lebih baik.
  • (-): Lebih mahal dan hanya dapat digunakan untuk efek suara yang dibuat untuk software tertentu, tergantung dari perangkat kerasnya.

ADR/Dubbing: Mengganti suara pembicara asli sepenuhnya dengan rekaman baru (vocal replacement).

Voice Acting: seni menyediakan suara untuk digunakan dalam karya audio professional.

Voice Over Announcer: dapat didengar memperkenalkan segmen siaran langsung televisi atau radio seperti acara penghargaan, talk show, kontinuitas, promo dan acara olahraga.

Comments

Popular posts from this blog

Offline Editing | Editing Department

Maternal Superego in Alfred Hitchcock's Psycho (1960)

Offline Editing | Film Editing Dimension