Sound Design | Digital Audio Workstation (DAW)

Saat ini banyak sekali pilihan digital audio workstation (DAW) yang bisa digunakan untuk tahapan audio post-production. Hampir semua DAW kini sudah bisa memasukan materi visual, hanya saja tidak bisa digunakan untuk color grading dan lain-lain layaknya software editing visual. Apapun software yang dipilih, yang terpenting adalah software tersebut bisa digunakan untuk melakukan kesepuluh tahapan mixing dan memfasilitasi external plug in.

Pada dasarnya, kualitas sound mixing tidak tergantung pada software yang digunakan, tetapi pada orang yang menggunakan. Jika sudah menguasai konsep/teknis sound mixing, maka software apapun yang dipilih, seorang sound designer akan tetap mengerti. Berikut adalah beberapa karakteristik dari DAW yang umum digunakan:

(Sumber: hispasonic.com)

 1. Avid Pro Tools

  •  Mempunyai server, mixer, processor, dan hardware.
  • Bukan computer-based, tapi hardware-based.
  • Bisa mengedit langsung di bioskop/cinema room, mengambil semua data yang ada di server
  • Buatan Amerika, Meng-claim Hollywood pakai pro tools -> yang mengejar standar Hollywood jadi ikutan.
  • Awalnya menjual mixer, bukan software, harganya ratusan bahkan miliaran juta -> yang punya cuma perusahaan TV besar.
  • Cracknya kurang stabil -> kalau track sudah banyak, pas mau render bisa tiba-tiba crash.
  • Orinya bisa langganan 10-15 dollar per bulan, tinggal ke web dan install, tapi bergantung ke spek computer supaya tidak crash -> perlu perhatian khusus.
(Sumber: presonus.com)
2. Presonus Studio One

  • Mempunyai studio live mixer, tapi bisa stand alone juga, tidak harus beli mixer.
  • Karena di desain bisa standalone atau bisa dengan mixer, kalo ga beli mixer, tetep stabil.
  • Bisa download crack, ketika >10track masih stabil.
  • UI nya enak, fitur sederhana, bisa diwarnain tracknya.
  • Desainernya mengambil fitur yang disukai dari software lain.

(Sumber: producelikeapro.com)

3. Logic Pro

  • Standalone.
  • Mac only.
  • Tidak pake mixer, di-desain mobile, laptop saja sudah ok.
  • Ada versi crack, ringan, ttp jalan walaupun harddisk penuh.
  • Yang berat harga mac nya.

(Sumber: new.steinberg.net)

4. Steinberg Cubase

  • Standalone.
  • Buatan Jerman.
  • Dipakai Hans Zimmer.

>> Alternatif:

  • FL Studio.
(Sumber: tomsguide.com)
  • Nuendo.
(Sumber: musicradar.com)
  • Reaper.
(Sumber: happymag.tv)
  • Adobe Audition.
(Sumber: allpcworld.com)
  • Fairlight Davinci Resolve:
    • UI (user interface) nya enak.
    • bisa diwarnain.
    • parameternya diatas jd bisa tahu volumenya berapa.
    • hardware-based.
    • ketika track tambah byk, kadang crash, tapi tidak separah pro tools.
    • mengedit audio yang ringan bisa disini.
(Sumber: blackmagicdesign.com)

Comments

Popular posts from this blog

Offline Editing | Editing Department

Maternal Superego in Alfred Hitchcock's Psycho (1960)

Offline Editing | Film Editing Dimension