Sound Design | Audio Post-Production
Tahap
audio post-production terdiri dari proses editing ->
mixing -> mastering. Sebelum post-production, yang harus dilakukan adalah breakdown
/ analisis terhadap naskah. Proses mixing sendiri membutuhkan logika yang kuat,
teknik yang benar, dan plug in yang tepat.
Frekuensi suara biasanya
terbagi menjadi Low - Low Mid – Mid - Hi
Mid – High atau Bass – Middle –
Treble. Suatu suara pada umumnya memiliki 3 frekuensi sekaligus. Contohnya, suara hujan yang terdiri dari
gabungan berbagai suara seperti suara air (treble), petir (bass), serta tetesan
air yang terkena suatu benda (middle).
Permasalahan
yang seringkali terjadi di set adalah adanya suara
yang muncul pada frekuensi bass yang tidak tertangkap oleh telinga manusia.
Akan tetapi, alat perekam seperti boom mic tetap menangkap suara bass tersebut,
sehingga ketika di post-production/cinema
room baru terdengar dan pada akhirnya harus dilakukan proses dubbing.
Salah
satu cara pencegahannya adalah dengan mengetahui range headphone.
Setiap headphone memiliki kapasitasnya masing-masing dalam menjangkau suara. Range headphone dapat diukur dengan
alat untuk mengukur frekuensi audio. Alat tersebut akan mengeluarkan suara dari
berbagai frekuensi. Jika suara yang dikeluarkan di frekuensi tertentu tidak
dapat terdengar, artinya range headphone tidak mencapai frekuensi
tersebut. Contoh: headphone dengan range 4 Hz-120 kHz.
Sebelum melakukan
tahapan mixing dan mastering dalam audio post-production, terdapat beberapa analisis
mendasar yang harus dilakukan terkait dengan sound design, yaitu:
- Diegetic/Non-Diegetic?
- Diegetic:
suara jadi bagian dari film, tokoh mengalami/mendengar suara tsb. Contoh: mobil, hujan, langkah.
- Non-diegetic: suara yang hanya bisa
didengar oleh audiens, tokohnya tidak. Contoh:
detak jantung.
- Realis/Hyperrealis?
- Realis:
suara sesuai logika sehari-hari. Contoh:
suara hujan > dialog.
- Hyperrealis:
suara melawan logika/hukum alam (exaggerated,
dramatic). Contoh: langkah > helicopter.
Realis dan hyperrealis juga bisa digabungkan dalam satu film, tergantung konsep yang dipilih:
- Dominan realis.
- Dominan hyperrealis.
- Rata/seimbang.
Comments
Post a Comment