Seri Kelas Online IKJ | Sekilas Sejarah Film Dunia
Online Course
Speaker: Bawuk Respati, S.Sn, M.Si.
Presented by: Institut Kesenian Jakarta
Kelahiran Sinema
28 Desember 1895 – Le Grand Café De Paris: Awal muncul istilah sinema (gambar bergerak yang diproyeksikan).
Lumiere brothers memamerkan penemuan Cinematographe, yaitu alat rekam gambar bergerak sekaligus proyektor.
Dipertontonkan kepada publik pertama kali (private screening):
- The Arrival of a Train at La Ciotat Station (1895).
- Workers Leaving the Lumiere Factory in Lyon (1895).
Wacana Eropa vs Amerika
Pada awalnya sinema hanya dipandang sebatas sebagai terobosan teknologi baru. Lumiere brothers bereksperimen dan mengembangkan cinematographe untuk kepentingan ilmu pengetuhan.
Di Amerika, Thomas Edison adalah pengusaha yang
mempekerjakan banyak ilmuwan. Ia mengembangkan teknologi film yang disebut
Kinetoscope (proyeksi gambar bergerak) untuk kepentingan bisnis, yaitu sebagai
alat untuk mendampingi Phonograph (proyeksi suara). Ia menjual pengalaman
menonton. Hal itu juga terlihat dari perbedaan format sinema.
- Sinema menurut Lumiere: gambar bergerak diproyeksikan ke layar besar dan ditonton bersama-sama.
- Sinema menurut Edison: gambar bergerak diproyeksikan untuk personal viewing, alatnya dimiliki oleh perorangan.
(Sumber: collection.maas.museum)
Film Sebagai Seni
- George Melies: Cinema as Spectacle
George Melies adalah
seorang pesulap/performer yang menjadi pelopor dalam melihat sinema sebagai
tontonan menarik/atraktif, bukan hanya untuk merekam apa adanya seperti versi Lumiere.
- Alice Guy-Blache: Cinema as a Storytelling Medium
Alice Guy merupakan
salah satu orang yang mengikuti private screening Lumiere. Ia kemudian menjadi
sutradara perempuan pertama yang melihat potensi sinema lebih daripada hanya untuk
merekam peristiwa sehari-hari, melainkan dengan penekanan dalam storytelling.
Alice guy menulis, menyutradarai, dan memproduksi The Cabbage Fairy. Ia memanfaatkan filmmaking tools seperti close ups, painted color, dan synchronized sound.
Perkembangan Film
Selama 15 tahun, banyak
perkembangan/eksperimen yang terjadi secara simultan di Eropa dan Amerika. Sinema
menjadi lebih kompleks dengan mengambil pengaruh dari berbagai bentuk seni
lainnya seperti sastra, teater, dll.
- 1900 - Pierrettes Escapades
- 1902 - A Trip to the Moon
- 1903 - The Great Train Robbery
- 1903 - Life of an American Fireman -> editing, menyambung shot2
- 1907 - Madame's Cravings
- 1910 - Frankenstain -> tren adaptasi kisah klasik/pertunjukan panggung
Film-film Italia
didominasi film skala besar, yaitu
film dengan set yang besar dan extras yang banyak, biasanya berdasarkan cerita-cerita
epic, legenda kuno, kitab suci, dll.
- 1914 – Cabiria
- 1915 – The Birth of A Nation
- 1916 - Intolerance
D.W.
Griffith adalah salah satu sutradara yang juga membuat film berskala
besar. FilmThe Birth of Nation menjadi kontroversial karena dinilai membela
white supremacist. Sementara itu, film Intolerance mengangkat 4 cerita berbeda-beda
yang diparalelkan dalam 1 film. Pada masa itu, memparalelkan cerita masih belum
umum dan banyak yang tidak bisa memahami.
Meski belum ada kode
yang paten, filmmaker memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bereksperimen
sehingga bahasa film, skala produksi, dan industri film terus berkembang.
Karena film-film yang ada di masa itu adalah film bisu, maka film yang ada
umumnya mempunyai bahasa visual yang sangat kuat.
Pasca Perang Dunia I
Gerakan
sinema: sebuah tren filmmaking yang sering diulang pada
lokasi/periode tertentu.
1. Ekspresionisme
Sebagai negara yang
mengalami kekalahan perang, negara Jerman mengalami keterpurukan di segala
aspek. Industri film mereka runtuh dan mendorong para filmmaker untuk mengekspresikan situasi zaman. Pada masa itu, terdapat eksplorasi terhadap bahasa-bahasa / gaya visual baru, sehingga memunculkan gerakan sinema ekspresionisme yang diadopsi ke sinema dari
pengaruh lukisan/teater.
Contoh film:
- 1919 - Cabinet of Dr. Caligari
- 1922 - Nosferatu
- 1927 - Metropolis
Ekspresionisme: ekspresinya
lebih spesifik, menekankan pada bagaimana mengekspresikan kondisi psikologis
manusia yang tertekan, suram, dan gelap. Pada Cabinet of Dr. Caligari, sentuhan
ekspresionisme terlihat dari set design, background, bentuk-bentuk yang
terdistorsi dan tidak biasa, serta actingnya yang dilebih-lebihkan. Sedangkan
Nosferatu lebih banyak menggunakan permainan bayangan dan kontras antara
terang-gelap.
2. Soviet
Montage
Di soviet pasca perang
dunia I terdapat konflik domestik, yaitu revolusi. Gerakan sinema yang muncul
adalah eksplorasi kemungkinan montase dalam editing. Banyak filmmaker yang
berupaya menemukan makna film dari rangkaian/sambungan shot.
Contoh Film:
- 1925 - Battleship Potemkin
3. Surealisme
Perang dunia I juga
melahirkan ekspresi visual baru yaitu surealisme. Gerakan surealisme menunjukkan
bahwa bercerita tidak perlu logis karena bisa menceritakan hal-hal abstrak
seperti mimpi.
Contoh Film:
- 1926 - Filmstudie
- 1928 - The Fall of the House of Usher
- 1929 - An Andalusian Dog
Film Sebagai Seni vs Film Sebagai Industri
- Eropa
- Sinema
Sebagai Ekspresi.
Film sebagai seni mencerminkan
psikologis masyarakat dan mengandung banyak ekspresi/personal. Ada seni yang
berbicara/mengekspresikan tentang keindahan (craft).
- Amerika Serikat - Film Sebagai Hiburan.
Karena tidak terefek
langsung oleh kondisi perang, Amerika Serikat bisa meneruskan tradisi film
mereka, yaitu film atraktif yang sifatnya sangat komersil dan dilebur dengan
industri hiburan. Sinema Amerika cenderung mengarah kepada film yang menghibur,
bercerita, dan menyenangkan karena film dipandang sebagai produk yang ditujukan
agar menjual atau menarik banyak audiens.
Tren film atraktif di Amerika:
- 1934 - Cleopatra.
- 1939 - The Wizard of Oz.
- 1939 - Gone with the Wind.
Kemunculan Teknologi Suara
- 1927 - The Jazz Singer.
Meski disebut sebagai
film suara pertama, hanya ada beberapa adegan pada The Jazz Singer yang
menggunakan synchronized sound.
- 1952 - Singing in the Rain.
Film musikal Singing in
the Rain memparodikan permasalahan yang muncul dengan adanya synchronized sound.
Synchronized sound sendiri baru memiliki sebuah standar/sistem di tahun 30-an.
Pasca Perang Dunia II
1. Neorealisme
Italia
Neorealisme fokus menangkap
realita kehidupan, khususnya kondisi pasca perang. Film neorealisme banyak
mengangkat cerita-cerita masyarakat kelas bawah, yang mempunyai moral rendah, kekurangan
makanan, tinggal di reruntuhan, menjadi korban, kehilangan rumah, dll.
Pendekatan dari film neorealisme sangat minim manipulasi untuk menggambarkan
kenyataan dengan apa adanya.
- 1945 - Rome, Open City
- 1948 - Bicycle Thieves
- 1946 - Paisan
Paisan adalah film
omnibus tentang serdadu-serdadu yang terdampar di Italia. Film tersebut
mengeksplor perbedaan bahasa dan menampilkan nasib dari tentara dari berbagai
kebangsaan yang sama-sama kesulitan akibat perang dunia.
Ekspresionisme
vs Neorealisme:
- Ekspresionisme:
mengeksplor bentuk visual yang aneh, mendistorsi kenyataan.
- Neorealisme:
menangkap realita sebagaimana adanya, menangkap kenyataan.
2. French
New Wave
Di tahun 60-an, muncul
generasi filmmaker yang pertama kali punya pendahulu. Di saat filmmaker
terdahulu harus learning by doing, filmmaker generasi baru masuk di
tengah-tengah perkembangan sehingga mereka bisa belajar dengan menjadi penonton
atau bahkan kritikus. Mereka juga banyak mengambil referensi dari film-film
pendahulunya, baik dalam bentuk menghormati, meniru, parodi, dll. French New
Wave memanfaatkan untuk personal expression.
- 1959 - The 400 Blows
- 1960 - Breathless
- 1962 - Jules and Jim
Contohnya seperti film
Breathless karya Jean-Luc Goddard yang dinilai sebagai parodi dari film noir
Hollywood dengan gaya Prancis.
Warisan Sejarah Film
- Penggunaan bayangan dan distorsi dalam ekspresionisme banyak diterapkan dalam film-film horror dan thriller di masa kini.
- Selain itu, banyak juga film yang bergantung pada kekuatan editing seperti soviet montage.
- Film-film masa kini juga banyak yang mempunyai spirit independen dan menggambarkan realitas social seperti neorealisme Italia.
- Gerakan pemuda seperti pada french new wave juga banyak muncul di masa kini.
- Setengah abad yang baru banyak mendaur ulang tren-tren yang ada di setengah abad pertama dari sejarah perkembangan film.
Zoom Meeting Kelas Online FFTV IKJ |
Comments
Post a Comment