Cinematography | Lighting Objectives
Lighting pada masa awal film ditemukan hanya sekedar agar gambar exposed. Kata exposed merupakan istilah pada masa seluloid, yang artinya terekspos ke sensor kamera. Jika gambar tidak terekspos, maka ada yang salah dengan perekaman gambar.
Rumusan
Pertanyaan Ketika Menentukan Lighting:
a. “Bagaimana lighting pada scene ini?”
b. “Apakah lighting seperti ini yang dibutuhkan?”
6
Aspek/Elemen dalam Konsep Lighting
1. Visibility:
menerangi gambar secara selektif dengan mengontrol luminance dan atau hue.
· Exposure:
jumlah cahaya yang diterima sensor kamera (over, under, normal).
· Contrast:
perbandingan jumlah cahaya yang jatuh ke objek (1:1, 4:1, 2:1, dll).
· Light Direction:
sudut datang cahaya dari sumber cahaya tertentu ke objek dalam suatu shot.
2. Establish:
menerangi gambar secara selektif dengan mengontrol terang-gelap. Menentukan
bagian apa yang diterangi/diekspos/ditunukkan kepada penonton dan bagian apa
yang disembunyikan dari penonton.
3. Naturalism:
lighting helps sets the scene (set &
universe of the film).
· Time:
tertera pada scene heading, kalau pagi jam berapa, kalau sore jam berapa, dll.
· Space:
tertera pada scene heading, ada dimana, dll.
· Reality:
realitas dari keseluruhan film, contoh: drama, horror, thriller, dll.
*Be
more specific!
4. Composition:
menggambarkan dan menekankan objek/komposisi visual dalam sebuah shot dan memberi persepsi kedalaman tiga
dimensi terhadap shot.
· Emphasis:
lighting mempertegas point of interest. Apa objek yang paling dominan/pokok.
![]() |
(Sumber: artstation.com) |
· Separation:
lighting menciptakan ulang kedalaman/ilusi kedalaman spasial melalui:
o
Pemisahan layer; foreground,
middleground, background.
o
Perbedaan exposure/hue antar layer.
o Penempatan back light.
![]() |
(Sumber: pinterest.com) |
· Depth
(3D): lighting menciptakan persepsi
kedalaman visual (perspektif) dan skala antar objek dalam suatu shot, salah
satunya melalui vanishing point.
· Graphical effect:
memanipulasi bentuk cahaya dan bayangan yang jatuh ke objek menggunakan light
modifier tools; cookies, gobo, chimera, dll
5. Mood:
what the scene/film/sequence feels like
(kata sifat), dengan cara menganalisis naskah:
· Adegan:
aktivitas yang dilakukan actor, lawan main, dari mana ke mana, dll.
· Emosi:
seperti apa dialog antar karakter.
· Karakter:
seperti apa karakternya.
Contoh:
o
1 film = 1 mood
o
1 film = kombinasi lebih dari 1 mood.
o
Mood
Per Sequence (sequence 1 -> turning point ->
sequence 2 = warm -> cold -> warm).
6. Time Constrains
Comments
Post a Comment