Sound Design | An Introduction
"Sound and sound design has always been very important to my approach to film, because it is a more subversive and allusive aspect of the medium." - Larry Fessenden.
Sound Designer Yang Baik:
- Mampu menganalisis potensi masalah di lokasi dan mencari solusinya.
- Memahami peralatan dan teknik merekam audio.
- Memahami fungsi dan cara menggunakan plug-ins.
- Mengetahui standar industri dan cara mengakalinya (hacks).
Permasalahan Utama Sound
- Gema
(indoor)
- Noise
(indoor/outdoor)
Kualitas
direct recording
dipengaruhi oleh:
- Lokasi syuting.
- Peralatan.
- Keterampilan:
analisis dan kerja lapangan.
Hack:
- Boom
+ noise suppressor + recorder H4N/H6N.
- Noise
Suppressor: Alat pendukung agar suara boom mic tidak hancur.
- Foley:
meniru semua suara lokasi di studio rekaman (ambience dan SFX).
- ADR
(automated dialogue replacement/dubbing):
perekaman ulang audio di luar set untuk menggantikan audio yang ditangkap di
set.
ADR dilakukan di Dead Room: ruangan kedap suara yang tidak menimbulkan noise/gema, seperti studio, mobil, lemari, ikea box.
Audio Post Production
- Recording:
recordist / recording engineer.
- Editing
/ Sync: audio editor.
- Foley:
foley artist.
- Music:
music composer.
- Mixing:
mixing engineer.
Hardware:
- Portable
Recorder: Zoom H4N/H6N, Tascam DR-40, dll.
- Soundcard: dipakai untuk dubbing di ruangan kecil, tetapi juga bergantung pada treatment (penataan ruangan dan setup mic).


(Sumber: www.wirerealm.com & www.bliaudio.com)
Software:
- Avid Pro Tools.
- Cubase.
- Studio One.
- Logic Pro.
- FL Studio.
- Adobe Audition.
Cara
Membaca Audio: dengan analyzer/indicator.
- Level/gain/volume
(decibel/dB): compressor & limiter.
- Frequency
(hertz/Hz): equalizer.

(Sumber: tracktion.com)
Equalizer:
alat mengatur frekuensi (Hz) / tebal-tipis suara (plug in dan analog).
Low
(bass)
– Mid – High (treble).
Contoh:
- Manusia:
20Hz – 20 kHz
- Noise:
4 kHz – 60kHz
- Bass:
20 Hz – 1 kHz
- Cymbal: 15 – 20 kHz
Typical
Noise Problem:
- Echo/reverb
dari
ruangan.
- Noise
- Crowd/keramaian.
- Ambience
(suara latar).
- Suara listrik (dari lampu).
Solution:
- ANR-B noise compressor.
- HP + clip on (cable/wireless).
- Portable recorder; H4N, H6N, dsb.
- Mic + soundcard + laptop/tablet.
Lokasi
> Equipment
- Studio/dead/isolation
room:
record room terpisah dari control room/ruang komputer.
- DIY
studio: untuk mengurangi echo dan noise, bisa beli/DIY, menutup
bagian samping (kanan, kiri, depan), bagian belakang sudah tertutup manusia.
*Suara: kalau ketutup sesuatu yang empuk pasti tidak mantul.

(Sumber: producerspot.com)
Cara
Membaca Audio:
- Warna
- Merah: clipping/over.
- Kuning: headroom.
- Hijau: batas aman.
- Gambar
(wave)
- Level
meter (fader port): angka
Konversi/Mastering
- Batas
maksimal perekaman: -6dB
- Tugas
audio post-production: merubah -6dB -> 0 dB
- Suara
yang bisa direspon speaker internal (laptop, hp, dll):
0 dB
Alat
rekam terdiri dari:
- Analog
- Digital

(Sumber: linuxaudio.github.io)
ASDR
(dinamika):
- Attack:
max.
- Sustain:
min.
- Delay:
turun.
- Release:
habis.
Limiter
Master Fader: menambah gain/volume (mastering) dan
menahan agar tidak clipping.

(Sumber: ask.audio)
Compressor:
alat untuk mengatur ASDR (meratakan gelombang suara yang tidak rata).
- No Compression:
suara teriak = terdengar teriak.
- Heavy
Compression: suara teriak sedikit turun sehingga
jaraknya tidak esktrim dengan suara berbisik.
- Hard
Limiting/Portal: suara berbisik = suara teriak.
Waves Post-Production: untuk melakukan noise reduction di tahap post-production tanpa merusak audio seperti pada software premiere pro.
Comments
Post a Comment