Film Scoring | Music Psychology

 Film is progression of moods and feelings.” – Stanley Kubrick

 

Psikologi Musik: ilmu yang berusaha memahami dan menjelaskan pengalaman musikal (proses bagaimana musik dirasakan / efek (impact) dari musik terhadap seseorang.

(Sumber: newsweek.com)

Musik yang memorable: Gone With The Wind (1939).

Tidak dragging, tetapi membawa kepada suatu emotional conclusion.

  • Tension: membuat penonton penasaran karena adanya antisipasi.
  • Revulsion: jumpscare.

Jarak antara tension dengan revulsion tidak boleh terlalu cepat tapi juga tidak boleh terlalu lama.

(Sumber: verywellmind.com)

Gestalt Psychology: manusia biasa melihat seseuatu berdasarkan pengalaman dan mempunyai perspektif masing-masing dalam menghubungkan sesuatu (connect the dots). Dalam ilmu psikologi, biasanya dilakukan test Rorschach untuk meneliti berbagai perspektif tersebut.

Contoh: ada gambar tapi orang yang berbeda mempunyai dua persepsi yang berbeda tergantung dari bagaimana mereka melihatnya.

 

Musical Illusion:

  • McGurk Effect
(Sumber: psych.ualberta.ca)
  • Shepard Tone
(Sumber: studiobinder.com)
  • Tritone Paradox

(Sumber: researchgate.net)

Penggunaan Musik dalam Film:

  • Commenting
    • 2001: A Space Odyssey (1968): menjadi semakin intens ketika mendapat inspirasi.
  • Illustrating Action

    • Baby Driver (2017): semua aksi digambarkan dengan lagu.
  • Portray Emotions
    • The Pursuit of Happiness (2006): menggambarkan emosi bahagia (dari pelan ke kencang).
  • Social/Cultural/Geographic References
    • Moana (2016): instrumennya identik, untuk menggambarkan wilayah geografis.
    • Humba Dreams (2019): dibuat menggunakan instrumen asli Sumba.
  • Alternate Perception of Time
    • Forrest Gump (1994): lagunya menganalogikan waktu yang semakin cepat, padahal waktunya tetap, awalnya ditahan dengan 1 instrumen 2 instrumen, momen lari sebagai transisi -> melodi menjadi lebih banyak, tempo lebih cepat, adrenalin naik.
    • *biasanya digunakan dalam adegan yang terdapat fastforward/slowmotion.
    • *momen adrenalin/karakter bahagia biasa digambarkan dengan instrument terompet.
  • Psychological Conditioning
    • Get Out (2017): nadanya panjang-panjang, 1 atau 2,  tidak membutuhkan melodi yang wah, 1 melodi ditahan bisa menggambarkan kengerian / ketidaknyamanan. Mood tidak harus sesuatu yang heboh, bisa sesuatu yang simple. Selesai menghipnotis, lagunya mulai menjadi dark.

 

Elemen Theme Song

  • Ditentukan oleh karakter: age, culture, role, personality, etc.
    • Contoh: kalau anak kecil biasanya lebih upbeat, orang dewasa lebih slow.
  • Bisa dibuat menggunakan simple melody dari sebuah chord, tidak harus complicated.
    • Contoh: Up (2009) – Ellie’s Theme Song hanya menggunakan 1 chord (Fm7).


Tips:

  • Eksperimen: melodi diganti dari minor ke mayor & vice versa, tambahkan 1 atau 2 nada to spice it up.
  • Jangan monoton: tambahin nada supaya ada variasi, kalau monoton penonton akan lepas dari ilusinya & moodnya hilang.
  • Pilih instrument: yang cocok untuk merepresentasikan karakter.
    • Contoh: Captain America (heroik) = trompet & toms.
Melodi Atonal: nada-nadanya tidak jelas, bisa digunakan untuk menggambarkan mental breakdown.

Comments

Popular posts from this blog

Offline Editing | Editing Department

Maternal Superego in Alfred Hitchcock's Psycho (1960)

Offline Editing | Film Editing Dimension