Documentary Production | What is a Documentary?

Mulailah dengan sesuatu yang dekat & punya gairah (passion).

 

Dokumenter Menurut Para Tokoh

  • Wilma De Jong: dokumenter adalah merekam dan merepresentasikan potongan-potongan realitas untuk mengungkap pengalaman/kenyataan/realita.
  • John Pilger: documenter menceritakan kepada orang banyak mengenai hal-hal yang mereka tidak ingin tahu.
  • Ohad Landesman: dokumenter adalah eksplorasi ruang antara cerita dan fakta.
  • Jane Roscoe & Craig Hight: dokumenter mempunyai tempat istimewa di masyarakat.
  • David Bordwell: dapat menyampaikan informasi tanpa peristiwa fotografis (misalnya melalui grafik, peta, iklan visual, dan animasi).

Elemen Utama Dokumenter

  • Berdasarkan fakta: terdapat riset yang dilakukan terlebih dahulu.
  • Menggunakan kaidah perfilman: memiliki audio visual yang sinematik serta memperhatikan form (naratif) & style (sinematografi & artistik).

Filmmaker might stage certain events for the camera to record.

Berbeda dengan film fiksi, film dokumenter dibuat berdasarkan fakta yang ada sehingga bisa dipercaya dan mempunyai sikap/pendapat/solusi untuk masalah/retorika yang digunakan untuk membujuk penonton. Meskipun sebuah film mengandung fakta yang tidak akurat (unreliable), film tersebut tetap dapat dikategorikan sebagai dokumenter.

Dokumenteris: orang yang membuat film dokumenter.

  • Individu: script, director, producer, editor, dp dirangkap.
  • Tim: lebih kecil dari film fitur.

Sejarah Singkat Film Dokumenter

1. Robert Flaherty: peneliti yang mempelajari kamera untuk mendokumentasikan ekspedisinya terhadap masyarakat Eskimo/Inuit di Kepulauan Arktik. Tidak begitu memikirkan kreatif, fokus ke mendapatkan stockshot yang cukup.

  • Nanook of the North (1922):
    • Ketika kumpulan dokumentasi pertamanya terbakar setelah diedit, ia kembali lagi ke Kepulauan Arktik secara spesifik untuk memfilmkan keseharian masyarakat Eskimo.
    • Dianggap sebagai gambar bergerak terbaik di era 1922-1923, tetapi juga memperoleh banyak kritik karena terdapat berbagai adegan yang diintervensi oleh Flaherty sehingga tidak sesuai dengan realita.
  • Moana (1926):
    • Menggambarkan kehidupan remaja di Samoa.
    • Dikritik oleh John Grierson karena terlalu romantis, tidak apa adanya dan terlalu menggambarkan keindahan masyarakat Samoa, tidak menunjukkan kekejian.

(Sumber: kanopy.com)

2. John Grierson: kritikus film dan dokumenteris asal Inggris yang mengkritik film Moana (1926) karena terlalu romantis. Ia mencetuskan konsep “creative treatment of actuality” yang pada intinya menekankan proses development dalam pembuatan film dokumenter. Film dokumenter adalah ‘laporan yang kreatif’, harus terdapat perencanaan/skenario yang baik.

  • Drifters (1929)
    • Terdapat beberapa bagian yang di-staged, tetapi tetap berdasarkan fakta.
    • Lebih kontemporer/kekinian.

(Sumber: britannica.com)

3. Dziga Vertov: tangan kanan Lenin yang menggunakan film untuk propaganda. Ia mencetuskan konsep kino-pravda/kino eye/film truth -> to capture fragments of actuality which when organized together showed a deeper truth which couldn’t be seen with the naked eye. Fokus pada kemampuan kamera sebagai ‘mata’ dapat menangkap realitas dengan objektif.

  • The Man with a Movie Camera (1929)
    • Menggunakan extreme close up.
    • Banyak bermain/eksperimen di tahap editing.
    • Style dalam film dokumenter: bagaimana kamera diletakkan dan apa yang menjadi poin fokus.

(Sumber: lukemcgrath.co.uk)


Elemen Kunci Dokumenter

1. Indexical Documentary

Setiap shot dalam film dokumenter mengandung informasi penting yang ingin disampaikan ke penonton. Artinya, film dokumenter harus memiliki visual yang baik sesuai konsep realisme (tidak boleh blur, gelap, dan sebagainya) agar informasi tersampaikan dengan jelas. Semua informasi juga harus disampaikan apa adanya (realisme). Cinema attraction: film dokumenter harus memiliki visual yang menarik, terkonsep, dan menggunakan kaidah perfilman untuk mendukung tema atau topik yang dibahas.

Contoh:

  • Shot dengan angle bird eye view: menunjukkan pemandangan Wales.
  • Warna yang cerah: menunjukkan walaupun subjeknya lansia, mereka bahagia dengan keberadaan bus antar jemput.
  • Walaupun sedang interview, background disesuaikan dengan diberikan informasi yang sesuai.

 

2. Poetic Experimentation

Film dokumenter harus menjadi kesatuan yang menarik dengan mengadopsi konsep avant-garde. Artinya, editing harus memikirkan bagaimana memposisikan subjek. Film dokumenter tidak memiliki aturan, namun harus bisa memberi terobosan dan secara konsep menjadi film yang menarik.

Contoh:

  • Memilih antara continuity (cut untuk melanjutkan) atau cut to cut (cut untuk memotong).
  • Interview: diberi footage yang korelasinya sama atau kontekstual (menabrak tapi terkonsep).

 

3. Narrative Storytelling

Film dokumenter memiliki gaya artistik (style) sesuai topik atau tema yang diangkat sebagai selling point.

Contoh:

  • Cerita yang suram: darkness, surealis.
  • Cerita yang ringan: beauty, bright.

 

4. Rhethorical Oratory

Film dokumenter tidak hanya menciptakan masalah tetapi juga memberi solusi berdasarkan data dan sumber yang jelas. Dalam film dokumenter harus ada konklusi, kesimpulan, atau penyelesaian. Jangan menimbulkan pertanyaan atau open statement.

 

Hal Yang Harus Dipertimbangkan Pada Saat Membuat Film Dokumenter:

  1. Subjek
  2. Topik
  3. Tema
  4. Tools

 

Jenis/Genre Dokumenter

1. Observational

Punya tema terkait kehidupan sosial subjek, kekuatan sinematik, dan minim suara. Selalu menampilkan stock shot yang baru, sehingga tidak ada kegiatan yang ditampilkan berulang. Dokumenter disusun berdasarkan apa yang dilihat melalui observasi atau intervensi.

Contoh:

Nanook of the North (walaupun tentang keseharian suku Inuit tetapi footage nya selalu berbeda).

You & I (film dokumenter tentang dua lansia yang hidup bersama).

(Sumber: moviegoersindonesia.com)

2. Poetic

Punya ritme akustik (pola) dan jukstaposisi spasial, ada satu aktor sosial yg dianalisis dan fokus ke kompleksitas psikologis atau pandangan tertentu terhadap dunia. Biasanya, mengusung modernisasi sebagai faktor utama dan mengangkat gaya avant-garde tentang perspektif seseorang. Bisa juga memperlihatkan respon masyarakat terhadap aspek tertentu, dan memainkan psikoanalisis atau psikologis.

Contoh:

membahas baby boomers, genz, gen y, dll.

The Social Dilemma (film dokumenter tentang problematika media sosial).

 

(Sumber: wanita.network)


3. Participatory

Menekankan interaksi dengan subjek dan ikut partisipasi. Dianalogikan dengan konsep radio, di mana penonton dibawa masuk ke dalam film dan ikut merasakan topik yang diangkat melalui medium filmmaker atau sutradara.

Contoh:

  • Topik stuntman: bukan hanya muncul atau in frame tapi juga ikut andil dan ikut melakukan kegiatan bersama subjek, sama-sama merasakan apa yang dirasakan subjek.
  • Topik demonstrasi: ikut berpartisipasi di lapangan sebagai demonstran.
  • The Game Changers (film dokumenter tentang atlet yang meneliti tentang vegan).

(Sumber: imdb.com)


4. Reflexive

Berasal dari kata reflector. Membangun sebuah konstruksi dan menjadi perwakilan atau representasi berdasarkan data dengan cara wawancara atau kerja lapangan. Tidak menempatkan kejadian secara langsung, tetapi melalui rekonstruksi yang merepresentasikan mood dan mendukung imajinasi penonton terhadap peristiwa.

Contoh:

  • Camp di Perang Dunia I: konstruksi dibangun berdasarkan fakta/realitas.
  • Op-docs (film dokumenter tentang jurnalis yang ditangkap di Somalia).

(Sumber: https://youtu.be/PT5wJ2Mb110)


5. Performative

Kontemporer, kekinian, fokus pada plot, memainkan emosi dan ekspresi yang subjektif, lebih mudah dimengerti, 11/12 dengan dokumenter jurnalistik, serta memiliki packaging yang menarik dengan struktur naratif yang tidak konvensional (tidak teratur/sesuai aturan/berantakan secara timing dan spasial). Prioritasnya yaitu untuk menjadi menarik, tetapi tetap menyelesaikan masalah (retorika) dan mengutamakan fakta.

*Namun dalam memilih jenis documenter performative harus hati-hati: apakah termasuk dokumenter/bukan adalah tergantung perspektif penonton.

Contoh: Dial-a-ride (film dokumenter tentang bus lansia di Wales).

(https://youtu.be/QDDZPTFdmW0)


6. Expository

Menggunakan konsep voice of god dengan adanya suara narrator (orangnya tidak terlihat, tetapi suaranya terdengar), lebih menekankan retoris daripada estetis dan puitis, dan menggunakan evidentary editing.  Suara narrator mewakili perspektif film/filmmaker dan membuat seolah-olah penonton didoktrin/dilarang untuk berasumsi karena suara tersebut menciptakan argumen.

*Evidentary Editing: menghilangkan dua dimensi editing yaitu spasial dan temporal, di mana urutan editing boleh dibuat mengacak sesuai realitas filmmaker dengan bantuan voice of god.


Penggabungan Genre Dokumenter

Beberapa konsep dapat digabung menjadi satu, tetapi tetap harus melihat konteks/substansinya. Tidak boleh asal menerapkan karena ada beberapa yang tidak bisa dikombinasi secara langsung.

Contoh: Observational + Performative -> Tanpa interupsi + Menarik = Tidak bisa digabung.


Film Dokumenter vs Dokumenter Jurnalistik

  • Jurnalistik: memiliki semua elemen dokumenter kecuali indexical, jurnalistik lebih berfokus kepada naratif dan solusi, lebih banyak menampilkan interview, tidak begitu memprioritaskan visual yang menarik
  • Film: memiliki elemen pembeda yaitu indexical/cinema attraction, di mana visual yang disajikan harus terlihat menarik, indah, dan kuat.

Comments

Popular posts from this blog

Offline Editing | Editing Department

Maternal Superego in Alfred Hitchcock's Psycho (1960)

Offline Editing | Film Editing Dimension