Documentary Production | Storytelling Terms

“Documentary filmmaking requires you to find out about and understand many radically different areas of human knowledge and experience.” - Jerry Rothwell.

 

Storytelling in Documentary – Bagaimana membangun sebuah cerita?

Dokumenter itu seperti sebuah essai, karena meneliti sebuah topik/cerita yang terjadi dalam fenomena sosial. Dalam film dokumenter, yang berat itu tahap pengembangan idenya: harus kuat dalam riset, jenis, teknis. Kalau sudah dikonsepkan, shootingnya tidak ada rules (let it flow), hanya membawa 3 lensa; wide, tele, normal (bahkan terkadang tele tidak diperlukan karena bisa dilakukan dengan lensa normal).

Tahap Development

  • Menentukan & mengembangkan ide.
  • Disesuaikan dengan timing.
  • Relevansinya bertahan lama.
  • Menentukan jenis & bentuk.

Elemen Pembentuk Naratif

  • Kausalitas.
  • Ruang & Waktu.

Karena ada naratif, maka film dokumenter juga memiliki:

3 Act Structure

  • Beginning/opening: eksposisi.
  • Middle: hambatan.
  • Ending: solusi.

(Sumber: arcstudiopro.com)

Storytelling dalam Film Dokumenter

  • Compelling characters: memiliki tujuan (goals) dan masalah (problems).
  • Rising tensions: puncak.
  • Resolution: penyelesaian masalah.

Storyteling Terms

Tema dikembangkan berdasarkan 6 aspek:

1. Exposition

Informasi paling mendasar yang akan menjelaskan ruang dan waktu dan menjawab 5W; who, what, when, where, why. Informasi tersebut disampaikan dalam format audio-visual secara detail, informatif, dan perlahan-lahan, pada waktu yang tepat (di-plotting) agar membentuk rising tension.

  • Kalau informasi ditumpuk di awal: audiens tidak ingat ada informasi apa saja setelah selesai menonton / terlewatkan
  • Kalau informasi ditumpuk di akhir: audiens akan mudah bosan dan tidak tertarik melanjutkan

2. Theme

Ide pokok yang menjelaskan subjek utama yang mendasari cerita. Tema dapat membantu filmmaker mengetahui apa dan bagaimana gambar diambil serta menentukan karakteristik yang membedakan dengan film lainnya.

Contoh: karakter warna & gambar, semiotik, dll.

3. Arc (optional)

Peristiwa/fenomena yang menyebabkan perubahan karakter (transformasi), contoh: Robert Openheimer adalah fisikawan penemu senjata nuklir -> di awal film ditunjukan cita-cita Openheimer sebagai karakter sentral. Cerita/dramatik dibangun supaya penonton menikmati (menciptakan kepuasan), namun tetap berdasarkan fakta, sehingga penonton terinformasi.

4. Plot & Character

Naratif dalam film digerakkan oleh:

  • Plot: fokus pada peristiwa/kejadian yang membentuk plot, biasanya >1 subjek.
  • Karakter: fokus pada 1 subjek, terdapat aksi yang berdasarkan kebutuhan & keinginan karakter.
*Plot & karakter digerakkan oleh pertanyaan (essai).

5. Point of View

Film bisa dibentuk dari perspektif:

  • Filmmaker.
  • Subjek.
  • Penonton.
  • Kamera.
  • Peristiwa.
  • 3rd Party/Subject (tidak terlihat).

6. Detail

Apa yang digambarkan harus faktual dan memberi informasi ruang yang jelas dan berdasarkan sumber yang jelas pula. Salah satunya yaitu dengan menunjukan suatu simbol tertentu yang iconic sehingga penonton dapat langsung memahami informasi yang disajikan.

Contoh: Times Square sebagai icon dari kota New York.


Plot Film Dokumenter

1. Golden Scene: scene yang menjadi andalan dokumenteris.

Contoh:

  • In frame: tanda salib di makam karakter Pak Tri & Pak Wi, menunjukkan hubungan antara Pak Tri dan Pak Wi dan bahwa orang skizophrenia bisa berkembang apabila didukung dan dibantu oleh keluarganya, yaitu Pak Tri.
  • Pak wi tinggal bersama saudaranya, mempunyai kedekatan dengan keluarga, sehingga lukisannya menjiwai orang-orang terdekatnya.
  • Orang-orang yang merawat Pak Wi adalah kontributor.

2. Korelasi antara 1 scene dengan yang lain.

3. Korelasi antara plot dan subplot: sub plot membantu main plot.

Contoh:

  • Mendapat cerita pendukung dari lawannya Jerman atau dari surat/dokumen
  • Banyak sosok lain yang mendukung main plot
  • Lebih dari 1 subjek, perpektif, dan sumber sehingga menjadi kaya secara visual & naratif
  • Domino effect: 1 hal menyebabkan hal yang lain, misalnya:
    • Orangtua yang tidak mempunyai uang -> menyebabkan sekolah online tidak efektif.
    • Perkembangan teknologi tidak baik -> menyebabkan sekolah online tidak efektif.

4. Topik harus tetap spesifik:

Contoh:

  • Di industri kilang minyak terdapat banyak permasalahan, tetapi topik yang dipilih yaitu tentang penambang liar di Wonocolo
  • Skenario: menjadi guideline yang berisi gambaran besar tentang subjek, main plot, interview/hal yang dibahas, dan referensi musik.


Penulisan Skenario

Fungsi skenario: merancang konten yang akan diambil agar tersusun dan mengidentifikasi hal penting apa yang akan diambil berdasarkan riset.

Jenis skenario:

  • Skenario dengan menggunakan ide: Draft shooting script with ideas only -> visual
  • Skenario dengan menggunakan komentar: Draft shooting script with commentary -> narrator

Format skenario:

  • Single column.
(Sumber: slideshare.net)
  • Dual column: membagi antara audio (di kanan) dan visual (di kiri).

(Sumber: catatansibray.com)

Contoh Isi Konten Skenario:

  • Menjelaskan tentang interior/exterior dan day/night.
  • Mengimajinasikan adegan, contoh: Jakarta pagi hari = macet, adem, dsb.
  • Keterangan lagu yang membangun mood.

Comments

Popular posts from this blog

Offline Editing | Editing Department

Maternal Superego in Alfred Hitchcock's Psycho (1960)

Offline Editing | Film Editing Dimension