Documentary Production | Production Stages
“Riset adalah proses mengumpulkan data melalui observasi mendalam, mengenai subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai tema yang akan diketengahkan.” - Gerzon Ayawaila.
Film Dokumenter: konkrit, konseptual, teoritis, berdasarkan data empiris, dengan bahasa visual.
Tahapan Proses Produksi Dokumenter
- Development
- Pre Production
- Production
- Post Production
- Distribution
- Exhibition
Perbedaannya dengan film fiksi: tahapan tidak mutlak => pada saat development (pre-eliminary research) sudah boleh merekam atau mewawancara dan bisa digunakan di editing, termasuk boleh mengambil footage saat post-production jika dirasa ada materi yang kurang. “Syuting bisa dilakukan di tahap development, pre-production, production, maupun post-production.”
Konten Proposal Film Dokumenter
- Logline: deskripsi yang menjelaskan subjek terhadap tujuan
film, harus ada konflik dan goals/objektif dari karakter/subjek, contoh:
jurnalis di Somalia ingin dibebaskan dari teroris, namun konfliknya yaitu tidak
mendapat dukungan dari rekan-rekan jurnalis karena warga negara Amerika dan
Jerman.
- Sinopsis: cerita dari film secara keseluruhan yang sudah
terlihat plot/alurnya.
- Latar belakang:
kenapa mengangkat tema tersebut (signifikansi/kegelisahan)?
- Deskripsi film: fakta
tentang film seperti judul, durasi, warna, perekaman, aspek ratio, subtitle,
audio, kamera, teknis, format, materi promosi, dll.
- Objective: informasi/pesan apa yang mau disampaikan?
- Research: untuk menguatkan audio dan visual.
- Subjek.
- Tempat.
- Lokasi.
- Kontributor.
- Konteks.
- Narrative Storytelling: plot, character, narrative, dll.
- Shooting Planning: budget & schedule.
- Cast & Crew: nama, filmografi, showreel, jobdesk, info contact/email.
- Teaser film.
- Distribution strategy: platform untuk publikasi film (festival, OTT, bioskop, dll).
Tahapan Development
- Mencari ide/tema.
- Riset: sambil produksi (karena riset dapat berbentuk
audio visual).
- Mengembangkan naratif.
Tema => akan menentukan jenis/gaya film dokumenter:
- Interview based research.
- Observation based research.
- Narasumber/subjek penelitian.
- Peristiwa dan aktivitas => contoh: film tentang G30SPKI.
- Tempat/lokasi => contoh: film tentang suatu daerah.
- Dokumen/arsip => harus bisa divisualisasikan.
Tujuan Film Dokumenter
- Eksploratif: mengkaji pengetahuan baru.
- Verifikatif: menguji pengetahuan yang sudah ada.
- Development: mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.
Riset Dokumenter: Proses mengumpulkan data sesuai tema yang dipilih. Riset untuk film dokumenter berupa audio-visual, artinya ada bukti konkrit yang bisa divisualisasikan.
Tujuan Riset:
- Eksploratif: Menemukan fakta.
- Verifikatif: Menguji fakta.
- Development: Mengembangkan fakta.
Syarat Riset:
- Kaya informasi.
- Kaya visual.
Riset harus bersifat:
- Aktif.
- Sistematis.
- Faktual.
Contoh:
menganimasikan hasil riset atau memasukkan potongan dari sumber.
Pre-Eliminary Research: menyusun data / gambaran dari pengembangan ide
dalam bentuk visual (tetapi tetap mengedepankan orientasi kritis).
- Validasi: pembuktian secara empiris berdasarkan fakta (bisa
dipercaya).
- Subjek/Sumber Validasi: orang yang dianggap ahli atau mengerti bidang
tersebut.
- Kontributor: orang-orang yang mendukung, di luar dari subjek
utama.
Tujuan Pre-Eliminary Research:
- Memperdalam tema dokumenter.
- Mencari kontributor: ketika orang tahu tentang topik = bisa di interview.
Metode:
- Interview: kualitatif, mendalam.
- Observasi: kualitatif, apa adanya, harus lebih dari sekali supaya
potensi kebohongan lebih kecil, membutuhkan durasi yang panjang, bisa
mendapatkan kebenaran yang objektif.
- Langsung
- Tidak langsung
- Kuesioner: kuantitaif, menganalisis lebih general,
menggunakan data, untuk mengetahui apakah isu tersebut menjadi permasalahan di
masyarakat atau tidak, masyarakat tau tentang topik tersebut atau tidak.
- Subjek:
- Fisik
- Sosio
- Psiko
Ketiga metode bisa dipakai berbarengan, bisa juga terpisah/pilih salah satu. Akan lebih baik Jika pendekatan kualitatif dan kuantitatif sama-sama dipakai.
1. Metode Interview:
- Informasikan apa yang mau dibahas
- Jelaskan kerangka wawancara:
- Isu apa yang dibahas.
- Apa yang terjadi di balik informasi tersebut.
- Berusaha menggali lebih dalam tanpa membuat subjek merasa diintrogasi.
- Jangan menggunakan bahasa yang puitis, teoritis, konseptual ataupun memiliki hidden agenda.
- Buat suasana yang rileks, pahami pesan lawan bicara, dan berikan ruang berpendapat.
- Lakukan pendekatan terhadap subjek.
- Jangan terlalu mengarahkan.
- Jangan memotong perkataan subjek.
- Berikan jeda 3-5 detik setelah subjek selesai bicara (tail).
- Gunakan multicam, 1 master shot dan 1 cover shot dengan resolusi yang sama.
2. Metode Observasi
Proses
pengamatan dan ingatan yang secara sistematik atas subjek yang diselidiki kemudian
ditafsirkan secara ilmiah.
Karakteristik:
- Merupakan metode paling sulit dan jarang, tetapi paling valid, bisa dipercaya.
- Biasanya terjun langsung, dilakukan day by day -> hari pertama, kedua, ketiga, dst.
- Melepas atribut -> Menghilangkan rasa belas kasih, harus pura-pura bego, walaupun ada disana tidak boleh membantu, tidak boleh ada campur tangan filmmaker.
Jenis observasi:
- Partisipasi: peneliti ikut terlibat langsung.
- Tidak terstruktur: tanpa pedoman observasi, hanya meliput kejadian
penting, contoh: hari pertama ikut, hari kedua tidak ikut, hari ketiga ikut,
dst.
- Kelompok: dilakukan oleh tim terhadap objek.
- Tidak langsung: riset/pengambilan data dari objek penelitian tanpa kehadiran langsung peneliti, contoh: CCTV, youtube, medsos, dll.
Riset Konteks/Isu dan
Subjek/Kontributor
Dokumentaris
harus menjadi orang yang generalis: melihat
situasi dari beberapa aspek/arah tanpa pengecualian, memahami konteks dari
subjek penelitian, tidak boleh memihak (netral), dan menggunakan semua data
tanpa pengecualian.
Internet
merupakan revolusi penelitian yang
dapat dimanfaatkan untuk menemukan subjek/objek penelitian dan kontributor. Semakin
populer suatu informasi yang ada di internet, maka semakin perlu dilakukan verifikasi karena semakin tinggi
potensi false information.
Jangan hanya menggunakan 1 sumber dan jangan hanya menggunakan internet. Gunakan sumber lain seperti literatur, rekaman, atau film. Hasil riset bisa menjadi konten dalam film dokumenter.
Tahapan Pasca Produksi
- Backup file RAW: yang diedit adalah copy-nya.
- Transcribing: mencatat isi wawancara.
- Extra sources: still photos, archival footage, dll.
- Digitalisasi dan logging
gambar.
- Music source.
- Log: memasukan materi (footage) ke dalam project.
- Transcripts: nentuin bagian mana yang akan digunakan dalam
cerita dari unsur bagian yang membangun cerita (Final Draft Script).
Aspek Offline Editing
- Pacing.
- Cutting.
- Speed.
- Audio.
Tahapan Offline Editing
- Assembly cut: Memasukkan ke dalam software editing.
- Rough cut: Menyusun RAW footage hasil shooting berdasarkan
struktur cerita (script) dan bereksperimen dengan alternatif.
- Fine cut
Elemen Editing:
- Struktur: Terdapat pertentangan pada permasalahan yang disampaikan. Struktur cerita terdiri dari:
- Beginning: perkenalan karakter.
- Middle: permulaan konflik.
- Closing: penutup/resolusi.
- Klimaks: Klimaks adalah bagian dalam struktur cerita, di mana sutradara menempatkan point of view-nya, semacam resolusi bahwa “ternyata suatu hal bisa dilakukan” atau “ternyata suatu masalah bisa diselesaikan”.
- Pace: Yang dimaksud dengan pace adalah kecepatan menutur cerita dan kecepatan (durasi) sebuah shot.
- Ritme: Di dalam sebuah film documenter harus terdapat klimaks, berbeda dengan medium lain seperti jurnalistik yang tidak harus memiliki closing/conclusion/klimaks, hanya informasi saja.
Comments
Post a Comment