Corporate Video Production | What is a Corporate Video?
Corporate video adalah sebuah video yang mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan dengan semenarik mungkin menggunakan kaidah film (form & style). Corporate video menampilkan bagaimana CEO menjalankan visi dan misi korporasi (yang membedakan setiap tahun).
Korporasi/perusahaan -> CEO -> Pesan
[Positive Image]:
- Internal:
karyawan.
- Eksternal:
investor, customer.
Contoh:
- Honda
- Representasi bahasa: untuk menunjukkan bahwa Honda adalah sebuah perusahaan global dengan karyawan yang tersebar di seluruh dunia.
- Representasi
produk: mobil, motor, teknologi.(Sumber: https://youtu.be/bq_mA6daql8)
- Unilever
- Propaganda
sebagai alat untuk membantah isu: menampilkan bahwa
unilever bermanfaat bagi masyarakat di negara kecil dan peduli dengan
lingkungan untuk membantah isu negatif tentang unilever sebagai contributor
perubahan iklim dengan limbah plastiknya.
- *Propaganda: rangkaian pesan yang bertujuan untuk mempengaruhi.
Pubikasi (output) corporate video akan mempengaruhi aspect ratio & duration.
Trend: customer to customer > corporate to customer.
- Media sosial
- Microvideo:
vine, instagram.
- Sharing
content: youtube, facebook, twitter.
- Website
- User generated content: konten yang bersumber dari customer, contoh: testimony/review.
Corporate Video vs Commercial Video
“Apa yang mendasari bahwa suatu video adalah corporate video?”
Persamaan: Ada pesan klien yg ingin disampaikan ke customer.
Perbedaan:
- Commercial: jangka pendek, 1 produk, durasi tidak terbatas.
- Corporate: jangka panjang, visioner, >1 produk, durasi terbatas.
Karakteristik
Corporate Video:
- Selalu cantik dan elegan (soft-selling).
- Berdasarkan visi dan misi.
- Membentuk image positif.
Yang
Disampaikan dalam Corporate Video:
- Bagaimana perusahaan menjaga image positif?
- Bagaimana perusahaan menempatkan customer?
- Bagaimana perusahaan menempatkan karyawan?
Jenis
Commercial:
- TVC / iklan komersil.
- PSA / public service announcement.
Elemen inti TVC: selling a product!
Ada produk yang disampaikan dan feature/kelebihan/kemampuan/kekuatan/nilai plus yang ditonjolkan dan dikemas secara menarik untuk membujuk customer agar mau membeli.
Elemen inti PSA: menyampaikan situasi ke masyarakat yang mereka tidak tahu (semacam motivator), melalui pesan untuk melakukan lebih baik, contoh: "jangan sedih, kamu bisa melaluinya…”
1. Studi Kasus: Apple - Working From Home (TVC)
Objective:
menunjukkan brand Apple sebagai supporting system dari kegiatan WFH di kala
pandemi dengan fitur-fitur seperti;
- Penggaris/measures.
- Scanner.
- Photo sharing.
- Slideboard.
- Call/meeting.
Ada produk yang diperlihatkan:
- Iphone.
- Ipad.
- Mac.
- Apple watch.
- Airpod.
Pendekatan:
Iklan Apple menggunakan konsep "soft-selling",
yaitu menjual secara cantik dan elegan tanpa menyebutkan fitur secara langsung
(tidak cheesy). Iklan tersebut
menampilkan shot yang menampilkan bahwa Iphone mempunyai 3 kamera, menampilkan
seorang perempuan bicara pada jam tangan, kemampuan Ipad untuk mengukur
sesuatu, dan kelebihan-kelebihan lainnya. Artinya commercial mempunyai selling point.
2. Studi Kasus: Match - The Devil 2020 (TVC)
Objective: menunjukkan bahwa dalam kondisi apapun atau sampai kapanpun, Match (aplikasi dating yang popular di Eropa) tetap bisa diandalkan untuk mencari pasangan.
Pesan:
despite all that happen in 2020, tetap bisa menciptakan momen berkesan.
Pendekatan: menggunakan semiotika, yaitu setan yang jadian sama “tahun 2020” dan ada tagline “be your 2021”.
3. Studi Kasus: Lincoln Project - Mourning in America (PSA)
Pesan:
mengajak masyarakat Amerika untuk berubah dan peduli terhadap kondisi
sosial-politik.
Pendekatan : social situation -> problem -> solution.
(Sumber: https://youtu.be/WA4dDs0T7sM)
4. Studi
Kasus: Nike - You Can't Stop Us (PSA)
Pesan: pandemi tidak menghentikan olahraga & equality (representasi gay dan disabilitas), bahwa olahraga itu untuk semua, tidak melihat latar belakang seseorang.
Comments
Post a Comment