Sound Design | Audio Mixing
10 Langkah Mixing
1. File Management & Sync: proses memasukkan semua file audio ke dalam software/DAW dan menyesuaikan letak audio.
2. Compressing: proses memadatkan suara dengan menekan level suara yang menyimpang terlalu jauh.
3. Balancing:
proses
menyeimbangkan semua level dan
frekuensi suara dengan meletakkan plug in pada file audio.
4. Noise
Reducing: proses menghilangkan
noise/gangguan dalam suara.
Pada proses ini, disarankan
menggunakan file suara yang bersih dan bagus agar tidak harus terlalu banyak
mengalami proses noise reducing, karena akan berpengaruh terhadap ketebalan dan
mutu suara. Kalau sudah memaksimalkan noise reducing dan noise masih terdengar
berarti harus take ulang/dubbing, jangan dipaksakan.
Karena pada prinsipnya,
file audio sama seperti file visual. Kalau file-nya jelek, lalu diotak atik,
bukannya semakin bagus malah semakin rusak. Di saat visual bergantung pada mutu
kamera, audio bergantung pada mutu recorder. Kalau merekam menggunakan recorder
seperti H4n atau H6n, ketika terpaksa harus diedit/dimasukan plug in, kualitasnya
akan terjaga karena mutu recordernya bagus.
Tapi ketika merekam
menggunakan handphone yang resolusinya relative kecil, ketika dimasukan banyak
plug in, suaranya akan rusak. Kecuali merekam menggunakan handphone namun
dengan teknis yg benar, misalnya ruangannya dibuat benar-benar kedap suara
sehingga tidak ada noise atau gema.
5. Panning:
proses
meletakkan suara mengikuti letak
visualnya (di kanan/tengah/kiri).
Automation
Panning: jika objek visual bergerak/berpindah, suara akan
mengikuti pergerakan objek visual secara otomatis.
- Netflix & Youtube: Stereo.
- Bioskop: 7.1/double atmos.
6. EQ-ing:
proses
pembentukan karakter suara dengan mengatur
ketebalan suara menggunakan equalizer.
EQ juga dapat digunakan
untuk menyesuaikan suara sesuai logika objek, misalnya menyesuaikan karakter
suara radio, suara musik yang berada di luar/dalam ruangan, dsb.
7. Room
Simulation & Manipulation: proses mendesain ambience sesuai karakter
ruangan atau memanipulasi ambience
dengan menaruh plug in pada file audio.
8. Reverb:
proses
menaruh plug in reverb pada file audio untuk mempegaruhi mood audiens.
Pada DAW sudah terdapat
preset (ambience gua, kamar mandi, hall, dll) yang mempermudah agar tidak harus
merekam suara pada lokasi asli, tetapi dengan syarat yaitu suara dialog harus
benar-benar kering (hasil dubbing).
9. Mastering:
proses
menaikkan volume suara untuk standar
tertentu agar terdengar baik di berbagai device/output.
Output yang dimaksud
adalah seperti HP, laptop, headset, speaker, dll. Mastering dilakukan dengan
cara menambahkan sebuah plug in pada file audio, salah satunya yaitu plug in
isotope ozone 9. Standar level audio yang baik untuk bioskop adalah -6db, sedangkan standar untuk youtube/internasional adalah 0 db.
Contohnya, film yang
masuk ke TV harus dirubah dari -6 dB jadi 0 dB (di mixing lagi) supaya tidak
berbeda drastis dengan iklan yang udah 0 dB. Jangan sampai di software ada
suara, tetapi ketika di render atau masuk youtube tidak terdengar. Untuk
bioskop, biasanya cukup di limit agar tidak lebih dari 0 dB. Misalnya suara mengobrol
di -20dB dan suara ledakan di -6dB.
Ketika plug in sedang
memproses audio (analyzing level), kecilkan volume headphone terlebih dahulu
agar tidak kaget dengan lonjakan suara yang biasanya terjadi. Selain itu, playback
sebaiknya dilakukan di ruang akustik yang bagus, karena percuma kalau speaker
bagus namun ruangan akustiknya tidak bagus = suara yang dihasilkan akan tetap buruk.
10. Rendering/mixdown:
proses
menyimpan hasil file audio yang telah dimixing.
Di premiere pro, biasanya akan di mixdown ke wav 24 bit/448 KhZ, atau mengikuti setting audio yang sudah ditentukan lebih dulu pada project premiere tersebut.
Tips
& Tricks
1. Tutorial cara mengubah musik modern agar terdengar
seperti musik tahun 60-an:
- Karakteristik:
speaker pada masa itu belum full range (belum
bagus bass-nya).
- Trik:
mengurangi (cut) bass & middle-nya.
2. Tutorial cara mengubah musik agar terdengar seolah
berasal dari dalam ruangan tertutup:
- Karakteristik:
mendem, tidak full range.
- Trik:
mengurangi treble, sehingga yang
terdengar hanya bass-nya.
3. Tutorial cara membuat musik seolah berasal dari
dalam rumah di kejauhan lalu ada di sebuah ruangan di dalam rumah (transisi scene):
- Karakteristik:
di luar rumah terdengar kecil dan tidak full
range, di ruangan full range
& kencang.
- Trik:
mengurangi treble (tertutup) dan gain (jauh), lalu menggunakan automation untuk mengembalikan kualitas
suara seperti semula (reset ke awal
secara otomatis) dengan menaruh keyframe
di titik awal & akhir momen pergantian scene/transisi
(bisa jump, bisa subtle, tergantung konsep).
Comments
Post a Comment