Film Scoring | Film Music Studio

Ruangan untuk merekam musik film:

  • Ruangan akustik dengan sistem soundproof yang baik
  • Biasanya terdapat layar yang dilengkapi dengan informasi timecode atau frame
  • Musisi menghadap ke conductor, dan conductor menghadap ke layar, di dekatnya terdapat assistant sound/sound technician yang membantu

(Sumber: reelworldtheology.com)

Peralatan/fasilitas yang terdapat dalam sebuah studio musik:

  • Microphone
  • Stereo speaker
  • Streamer/visual cues/short cues monitor
  • Cinema screen
  • Snake cable

(Sumber: amazon.com)

  • Score sheet stands

Biasanya dilengkapi lampu dan ruangan digelapkan untuk mendukung mood.

(Sumber: adamhall.com)

  • Control room

(Sumber: entertainment.uclaextension.edu)

Tipe Mic:

  • Dynamic: memiliki sensitifitas yang rendah, cocok untuk instrumen yang mengeluarkan suara kencang seperti drum, timpani, dll.
  • Condensor: memiliki sensitivitas yang lebih, bisa menangkap karakteristik instrumen dengan lebih detail, cocok untuk instrument dengan suara yang pelan atau halus seperti biola, gitar, terompet, flute, harpa, dll.
  • Ribbon: memiliki tingkat sensitivitas yang tinggi, cocok untuk merekam vokal (suara manusia).

Polar Pattern/Pickup Pattern

Polar pattern adalah tingkat sensitivitas/kepekaan mikrofon yang menentukan seberapa jauh dan seberapa banyak suara dapat dijangkau oleh suatu mikrofon dari arah-arah tertentu.

  • Omnidirectional: memiliki tingkat kepekaan yang sama terhadap tekanan suara yang datang dari segala arah.

  • Cardioid: memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap tekanan suara yang datang dari arah depan (0°). -> menolak (block) suara dari belakang, cocok untuk digunakan merekam langsung ke arah instrumen.

  • Hypercardioid: memiliki tingkat kepekaan tinggi terhadap tekanan suara yang datang dari arah depan (0°) -> lebih terarah daripada cardioid dengan lebih banyak penolakan sisi samping, tapi juga lebih peka terhadap tekanan suara yang datang dari sisi belakang.

  • Figure 8: menangkap suara dari arah depan (0°) dan belakang (180°) -> tidak sensitif di bagian samping, bisa digunakan untuk merekam choir.

(Sumber: lewitt-audio.com)

Phantom Power (+48V):

Tambahan tenaga sebesar 48 Volt untuk condenser mic yang bisa terdapat pada alat ataupun langsung pada mic, biasanya menggunakan baterai.

Kenapa condenser mic perlu phantom power?

Karena condenser mic memiliki sensitifitas yang lebih, sehingga membutuhkan tenaga tambahan. Biasanya condenser mic tidak akan menyala jika phantom power belum dinyalakan. Oleh karena itu, tidak boleh sampai salah setting phantom power.

    *Dynamic mic tidak bisa dipaksakan menggunakan phantom power.

    *Ada baiknya musisi membawa mic sendiri ke studio, karena karakteristik mic bisa membuat suaranya lebih bagus (coloring).


Audio Jack:

Audio jack adalah kabel konektor untuk menghubungkan perangkat audio.

  • TR/TRS: untuk instrumen
  • XLR: untuk mikrofon (less noise & grounding problem)/

(Sumber: amazon.com)

*Grounding: suara buzzing “zzzz” kecil akibat aliran listrik yang tidak stabil.

  • TS: mono
  • TRS: stereo
  • TRRS: memiliki 3 ring, 1 ring lagi untuk mic

(Sumber: quora.com)

Control Room:

Control room adalah sebuah ruangan kedap suara untuk mengontrol sesi recording, mixing, dan mastering.

  • Idealnya, ruang kontrol terpisah dengan ruangan rekaman, dan terdapat kaca antara kedua ruangan
  • Di depan (dekat kaca) ada area untuk director, music composer, dll
  • Di belakang adalah area untuk supervisor yang memberikan komentar.
  • Director tidak harus berada ada di dalam studio, tapi bisa berada di control room dan mengarahkan dengan berbicara melalui mic
  • Suara musisi dapat didengar melalui monitor speaker

Monitor speaker:

Monitor speaker adalah speaker yang memiliki suara netral untuk memonitor/mendengarkan hasil rekaman studio secara objektif.

    *beberapa speaker seperti speaker gaming dilengkapi bass boost, padahal yang dibutuhkan justru         speaker yang netral agar tidak bias, misalnya ketika di sesi recording bass-nya dianggap sudah             kencang tetapi ketika diputar di speaker biasa ternyata tidak terdengar bass-nya.

    *headphone yang digunakan untuk mendengarkan juga sebaiknya monitor headphone yang bisa             merepresentasikan suara asli rekaman secara objektif.

(Sumber: isotope.com)

Tipe Monitor Speaker:

  • Near field: mendengar hasil rekaman tanpa pantulan, langsung ke pendengar.
  • Far field: mendengar hasil rekaman dengan pantulan.
  • Near-far field: merepresentasikan/mensimulasikan suara seperti jika di cinema.

Peralatan Tambahan:

  • Effects rack: untuk memberikan efek reverb, compressor, dll.

(Sumber: pinterest.com)

  • Mixing console: ngatur volume setiap instrument suara.

(Sumber: audiomentor.com)

  • Sound barrier: membatasi suara dari instrument yang terlalu kencang agar tidak terekam mic & instrumen yang pelan (timpani, drum, dll).

(Sumber: ccisolutions.com)

Comments

Popular posts from this blog

Offline Editing | Editing Department

Maternal Superego in Alfred Hitchcock's Psycho (1960)

Offline Editing | Film Editing Dimension